Java Karya Sukses

Java Karya Sukses.
Perencanan Bangunan dan Desain Bangunan.

Jumat, 04 April 2014

Penggunaan Rangka Baja Ringan dibanding Kayu Sebagai Rangka Atap Rumah Anda.


 Rangka Baja Ringan dibanding Kayu Sebagai Rangka Atap Rumah.

Saat ini, rangka baja ringan untuk atap rumah mulai banyak di gunakan. Walaupun belum umum digunakan di rumah pribadi (rumah yang di bangun pribadi), namun untuk perumahan sebagian besar telah menggunakan rangka baja ringan sebagai rangka atap rumah mereka. Ini di karenakan lebih mudah dan praktisnya rangka baja ringan di banding rangka atap rumah lainnya.
atap rangka BAJA RINGAN Kelebihan Rangka Baja Ringan dibanding Kayu Sebagai Rangka Atap Rumah
Kurangnya informasi mengenai rangka baja ringan ini membuat banyak masyarakat Indonesia masih enggan memakai rangka baja ringan, padahal rangka atap baja ringan ini sangat cocok di gunakan di daerah rawan gempa seperti Indonesia. Untuk itu, masyarakat Indonesia mesti mengetahui Kelebihan Rangka Baja Ringan dibanding rangka Kayu Sebagai Rangka Atap Rumah.

Kelebihan Rangka Baja Ringan dibanding Kayu Sebagai Rangka Atap Rumah

  1.  Rangka atap baja ringan tidak akan dimakan rayap. Sudah umum diketahui bila kualitas kayu yang banyak dipakai dan yang ada di pasaran saat ini adalah kayu dengan kualitas 3 kebawah atau bisa dikatakan kayu kurang bagus. Tidak banyak lagi, dan bahkan sudah amat jarang yang menyediakan atau menggunakan kayu berkualitas bagus seperti kayu jati untuk membangun sebuah bangunan. Itu sebabnya rangka atap baja ringan adalah hal mutlak bila kita ingin rangka atap rumah kita mempunyai usia yang lebih tahan lama.
  2.  Rangka Baja ringan akan mempercepat waktu pengerjaan suatu bangunan. Rangka baja ringan yang telah siap pasang tentunya akan banyak menghemat waktu pengerjaan berbagai proyek bangunan yang kita kerjakan. Sebagai contoh, sebuah rumah dengan type 36 dapat diseslesaikan dalam waktu kurang dari 1 minggu saja dengan memakai rangka baja ringan.
  3. Struktur atap rangka baja ringan yang tentunya lebih ringan daripada bila kita memakai kayu sebagai rangka atap rumah. Hal ini dapat mempermudah pengerjaan dan keamanan para pekerja kita lebih terjamin.
  4.  Rangka baja ringan hemat biaya. Atap rangka baja ringan tidak mudah lapuk, ini akan menghemat banyak uang kita dengan fitur baja ringan ini terutama dalam segi biaya perawatan bangunan anda kedepanya.
  5.  Atap rangka baja ringan mempunyai struktur atau material yang dapat disesuaikan dengan keadaan geografis sebuah daerah. Untuk bangunan yang berada di pinggir laut atau pantai, maka rangka baja ringan yang anda gunakan akan dilapisi dengan bahan tertentu yang akan menyesuaikan dengan kontur wilayah pantai ( tidak mudah berkarat tentunya ).
  6. Atap rangka baja ringan juga memiliki banyak model, dan tipe yang sesuai dengan bentuk ataprumah yang kita inginkan tanpa repot membuatnya. Kita tinggal merakitnya saja karena sudah di buat sesuai dengan pesanan kita.
  7. Atap rangka baja ringan juga memiliki beberapa tingkatan kwalitas yang bisa di sesuaikan sesuai dengan kebutuhan atap rumah, tergantung ketebalan baja yang menyusunnya. Ini akan menghemat anda saat anda membangun runah sederhana, tidak perlu mamakai atap rangka baja yang sama dengan gedung bertingkat.

Kamis, 03 April 2014

Desain Spektra Indonesia dan Wilayah gempa


KLIK AJA........http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Tunggu dulu biar puas loading-nya…
Loading...
Nanti akan keluar seperti yang berikut ini :
Peta Indonesia
Pada halaman ini pernah diulas mengenai peta hazard  gempa (2010). Nah… kalau yang ini adalah untuk membantu perhitungan data grafik spektrum respons menurut SNI Gempa kita yang terbaru (masih draft…) resmi dari Puskim. Data grafik faktor-faktor koefisien dalam peta hazard tersebut juga bisa dilihat pada tab-tab yang ada di bagian atas (Peta MCEG, Peta MCER, dst.).
Faktor Koefisien
Dalam SNI Gempa 2002, grafik spektrum respons tinggal dilihat yang tercantum di peraturan terkait, disesuaikan dengan Wilayah Gempa dan jenis tanahnya. Misal kota Yogyakarta kalau dilihat terletak di Wilayah 3, jadi dapat grafik seperti ini :
Wilayah 3 (2002)
Ingat, itu grafik yang 2002 lho… Secara umum dalam peraturan baru nanti proses garis besarnya masih sama, namun zonasi gempanya sudah lebih detail (halus) dibandingkan peraturan 2002, plus ada lebih banyak faktor yang akan terlibat dalam perhitungan. Oleh karena itu, tiap kota atau tempat di Indonesia akan memiliki grafik spektrum respons masing-masing, tidak hanya terbatas pada 6 Wilayah Gempa seperti sebelumnya. Misalnya, untuk kota Yogyakarta wilayah Sleman (utara) dan Bantul (selatan) nilai percepatan puncaknya akan menghasilkan nilai berbeda, sedangkan menurut peraturan lama nilainya akan sama karena terletak di Wilayah Gempa yang sama pula. Lebih akurat, tapi lebih pusing juga, kan… Intinya, untuk menyederhanakan (membantu) perhitungan maka itulah fungsi utama dari program online ini.
Oke, sekarang mari kita coba pakai programnya. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa masing-masing kota atau tempat akan memiliki grafik spektrum responsnya sendiri, tergantung lokasinya. Kalau dilihat di sebelah kiri atas, di bawah kotak judul Desain Spektra Indonesia, tercantum keterangan Jenis Input. Jadi, tempat yang akan dihitung grafik spektrum responsnya bisa dimasukkan berdasar koordinat (lintang dan bujur) atau nama kota atau tempat yang bersangkutan.
Jenis Input
Kita coba masukkan berdasar nama kota saja dulu supaya mudah. Klik saja pilihannya lalu pilih Nama Kota, dan ketik nama kota dimaksud. Setelah itu, klik tombol Hitung.
Nama Kota
Pada peta Google di samping akan otomatis menuju (terlihat) posisi tempat kotanya dan muncul kotak keterangan. Klik Lihat Hasil lalu akan ditampilkan pop-up yang memuat tabel hasil perhitungan dan grafiknya.
Hasil Peta
Grafik Jogja
Di sebelah kanan tertampil grafik spektrum respons untuk tanah keras, sedang, lunak, dan batuan. Tampilan bisa disesuaikan untuk semua atau jenis tanah tertentu saja, termasuk rentang waktu, lewat pilihan di bagian kanan atas. Sedangkan pada bagian kiri, tercantum dua buah tabel. Tabel sebelah atas mencantumkan data faktor-faktor koefisien, sedangkan tabel bawah adalah data koordinat untuk grafik spektrum respons (pasangan nilai waktu dalam detikdan koesifien percepatan dalam g). Kedua tabel tersebut juga bisa disesuaikan tampilannya untuk tiap jenis tanah atau batuan.
Untuk tabel tersebut, data yang ada juga bisa disalin dalam bentuk lain, misal ke format Excel. Tinggal klik saja tombol Excel di bagian atas tabel, lalu pilih nama dan lokasi penyimpanan. Mungkin ada baiknya juga di belakang nama file diberikan sekalian ekstensinya (.xls atau .xlsx).
Save Data
Data Excel
Cuma sayangnya nilai waktu (T0 dan TS) untuk tabel koordinat grafik (bawah) masih dalam bentuk notasi, belum disesuaikan dengan hasil perhitungannya (tabel atas), jadi perlu ditambahkan atau diganti sendiri semisal akan diolah lebih lanjut. Selain itu data grafiknya tidak bisa di-save secara langsung, mesti dengan capture manual misal lewat print screen atau bantuan program screen capture. Mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi. Tapi lumayanlah setidaknya perhitungan bisa menjadi jauh lebih ringkas dan sangat menghemat waktu. Jika memerlukan data untuk input response spectrum function di SAP2000 misalnya, tinggal pakai saja hasil data dari tabel koordinat grafiknya.
Nah, sekarang coba utak-atik lebih lanjut. Misalnya pada contoh di atas adalah data untuk kota Yogyakarta, maka jika dilihat lebih detail koordinat lintang dan bujur ada di wilayah sekitar Kraton (pusat kota). Mari coba lihat untuk data tempat lain namun masih di wilayah Yogyakarta. Ambil contoh di lokasi sekitar bandara Adisucipto. Untuk melihat data suatu lokasi, saat input jenis data pilih Koordinat (sebelah kiri atas) dalam tampilan peta sebelumnya. Setelah itu bisa geser dan zoom pada peta untuk menuju suatu lokasi tertentu. Klik saja pada lokasi yang dikehendaki, maka di bagian kiri akan otomatis tertera koordinat Lintang dan Bujur tempat yang bersangkutan. Selanjutnya klik tombol Hitung dan Lihat Hasil.
Peta Adisucipto
Misal kita lihat data untuk jenis tanah lunak.
Grafik Adisucipto
Nilai percepatan tanah puncak adalah 0,788g. Sekarang kita coba lihat lokasi di sebelah selatan, tepatnya sekitar daerah Bantul yang terkena dampak paling parah pada gempa tahun pertengahan 2006 silam. Data dilihat jenis tanah yang sama (tanah lunak).
Peta Bantul
Grafik Bantul
Nilai percepatan puncaknya sebesar 0,929g, lebih besar daripada di lokasi airport . Berikutnya untuk lokasi di utara, misal daerah Kaliurang, yang dulu juga sempat heboh akibat erupsi gunung Merapi akhir tahun 2010, untuk jenis tanah lunak juga.
Peta Kaliurang
Grafik Kaliurang
Tertera nilai percepatan puncak 0,609g. jadi nilai terbesar ada di wilayah selatan. Harap diingat, ini hanya sekadar untuk contoh saja, karena jenis tanah sebenarnya di lokasi tersebut bisa saja berbeda. Misal untuk daerah utara jenis tanahnya bisa lebih keras atau padat daripada di belahan selatan atau lainnya, sehingga nilai perbandingan percepatan mungkin sebenarnya tidak seperti selinier yang tersebut di atas. Dari contoh tersebut terlihat bahwa untuk tiap lokasi memang memiliki grafik spektrum responsnya masing-masing, walaupun masih dalam satu kota/wilayah yang sama.
Hmm… jadi penasaran, apa jadinya kalau kita klik wilayah di luar Indonesia? Oh, ternyata kebanyakan tidak bisa (nilai koordinat lintang dan bujur tidak berubah), kecuali tetangga dekat kita. Oke, coba saja klik di wilayah tersebut, yang terakhir lalu sempat (hampir) bikin ribut lagi gara-gara perkara tari Tor-tor.
Peta Malaysia
Grafik Malaysia
Nilainya kecil, hanya 0,102g. Mungkin saja itu sebatas karena interpolasi atau ekstrapolasi, ya? Waduh kok pakai aneh-aneh lihat negeri seberang segala. Sudahlah mending mengurusi negeri sendiri dulu. Grafiknya sudah keluar tapi peraturannya kok masih draft juga. Semoga bisa cepat sah lah… Amiin.